Perbedaan
bauran pemasaran dan bauran promosi
Menurut
Fandy Tjiptono (2004), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat
digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan
kepada pelanggan. Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan
bauran pemasaran menjadi 4 P yang di dalam terdapat bauran promosi yaitu, Product,
Price, Promotion dan Place. Sehingga bauran promosi merupakan bagian bauran pemasaran.
Bauran
promosi sendiri meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan,
Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara
yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
Kotler
dalam Alexander Sindoro (2000) mengemukakan berbagai faktor dalam menentukan
bauran promosi, yaitu:
a. Tipe
Produk/Pasar.
i.
Perusahaan barang
konsumen
Biasanya mengalokasikan lebih
banyak dana untuk iklan, menyusun promosi penjualan, penjualan perorangan dan
kemudian hubungan masyarakat.
ii.
Perusahaan barang
Industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk
penjualan perorangan diikuti dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan
masyarakat.
b. Strategi
dorong atau tarik.
i.
Strategi dorong (Push
Strategy)
Merupakan
strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk
"mendorong" produk lewat saluran distribusi. Produsen mempromosikan
produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer
mempromosikan kepada konsumen.
ii.
Strategi tarik (Pull
Strategy).
Merupakan
strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi
konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Apabila strategi tarik berhasil
konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang
besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen.
c. Kesiapan
Pembeli.
Pengaruh
dari alat promosi itu bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli yang berbeda.
Iklan dan hubungan masyarakat, memegang peran utama dalam tahap kesadaran dan
pengetahuan.
d. Daur
hidup Produk.
Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man menjual produk tersebut.
Tahap pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut kemulut.
Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi, dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.
Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man menjual produk tersebut.
Tahap pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut kemulut.
Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi, dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.
Penentuan
anggaran promosi, idealnya anggaran promosi ditentukan dengan cara menghitung
marginal revenue yang diperoleh dari tambahan setiap unit uang yang dikeluarkan
dalam bauran promosi. Selama marginal revenue yang diperoleh lebih besar dari
marginal cost untuk promosi, maka penambahan dana promosi masih dapat dibenarkan.
Masalah utama dalam penerapan metode ini adalah pada penentuan marginal revenue
itu sendiri. Perusahaan sangat jarang atau bahkan sulit mengetahui berapa
banyak revenue yang diperoleh dari setiap tambahan dana yang dikeluarkan untuk
promosi. Oleh karena keterbatasan pada metode optimal ini maka perusahaan
menggunakan alternatif lain yaitu.
·
Objective-task method
Penggunaan metode ini memerlukan
serangkaian langkah yaitu : penentuan tujuan promosi, menentukan strategi atau
bahkan gugus tugas yang di butuhkan untuk mencapai tujuan itu, dan menentukan
jumlah pengeluarlan yang di butuhkan dalam implementasi strategi. Untuk
melakukan justifikasi atas anggaran yang di tetapkan, manajer pemasaran harus
menggunakan asumsi tertentu yang mampu menjelaskan tentang tujuan dan mengapa
hal itu di lakukan.
·
Metode Presentase
Penjualan
Satu cara yang dapat di tempuh
dalam mengestimasi besarnya anggaran promosi adalah dengan menentukan presentase
tertentu penjualan periode yang lalu atau perkiraan penjualan tahun yang
datang. Metode presentase penjualan ini banyak di pergunakan karena beberapa
alasan. Pertama, adalah sederhana dan mudah untuk di lakukan. Kedua,
pengeluaran promosi akan bervariasi di antara berbagai merk produk. Ketiga,
dengan menggunakan metode ini maka pengeluaran untuk promosi dapat di
perkirakan sebelumnya.
Namun demikian, beberapa kelemahan
mendasar yang melekat dalam metode presentase penjualan sebagai dasar penetapan
anggaran promosi adalah :
a. Sangat
tidak logis mengkaitkan secara langsung prakiraan pengeluaran dengan data masa
lalu. Ini berarti bahwa penjualan menentukan bauran promosi, demikian pula
sebaliknya. Dengan kata lain, apabila penjualan masa lalu adalah nol maka
perusahaan tudak perlu mengaggarkan sejumlah dana untuk promosi
b. Penjualan
tidak secara langsung menncerminkan profitabilitas. Produk dengan marjin
keuntungan kecil kadangkala menghasilkan volume penjualan tinggi.
c. Kalau
anggaran di tetapkan berdasarkan prakiraan penjualan, ada kecendrungan manajer
pemasaran menaikan angka prakiraan penjualan untuk menjamin bahwa tersediaanya
dana promosi produk.
·
Competitive parity
Bentuk pendekatan lain yang dapat
juga di pergunakan untuk menetapkan anggaran promosi adalah dengan mengimbangi
anggarn pesaing. Metode ini di lakukan dengan cara menentukan anggaran promosi
dari presentase penjualan dua atau tiga perusahaan pesaing. Walaupun cara
seperti itu menunjukan pemikiran dalam menghadapi pesaing, tetapi tidak ada jaminan
bahwa perusahaan akan memperoleh gambaran yang akurat tentang pesaing. Sangat
mungki terjadi, dengan mengunakan presentase penjualan industri, perusahaan
akan menggunakan kesalahan para pesaing sebagai dasar penentuan anggaran
promosi perusahaan.
·
Metode arbitary
Banyak perusahaan tidak menggunakan
proses perencanaan formal dalam menentukan besarnya anggaran promosi. Anggapan
yang di anut adalah bahwa tidak ada kaitannya antara volume besarnya dana untuk
promosi. Oleh karena itu, dasar yang di pergunakan untuk menentukan anggarn
proosi adalah pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana. Kelemahan cara
macam ini adalah bahwa perusahaan tidak bisa mengkaitkan promosi dengan
penjualan, yang berarti sulit untuk menilai kinerja bagian penjualan. Ketetapan
justifikasi yang di lakukan manajer akan sangat menentukan keberhasilan
promosi.
Sumber dan referensi:
http://rizfile.blogspot.co.id/2009/07/bauran-pemasaran-bauran-promosi.html
http://sabowo20.blogspot.co.id/2010/11/menentukan-anggaran-dan-bauran-promosi.html
No comments:
Post a Comment