Monday, January 9, 2017

Strategi marketing untuk UMKM yang baru berkembang

   Strategi marketing untuk UMKM yang baru berkembang yaitu Beau de’ La cakes berlokasi di Cimanggis Depok. Usaha yang bergerak di bidang Bakery and Pastry, khususnya pada jenis produksi Cupcake, Cake dan 3D Cake memiliki strategi promosi sebagai berikut:
a.  Setiap ada event yang diadakan kampus di sekitar Depok akan selalu diikuti
b.  Menyebarkan brosur tentang usaha yang dirintis dengan segala keunggulannya kepada mahasiswa, sekolah-sekolah, dan kantor-kantor yang berada di sekitar kota Depok
c.       Profit sharing, yaitu suatu kegiatan pemasaran terbaru. Sistem kerjanya adalah seperti out sourcing. Contoh: untuk memasarkan kue-kue ke SMA-SMA di Depok, maka penyusun akan mendatangi siswa sekolah tersebut untuk memasarkan kue-kue ini. Jadi, bukan penyusun yang datang menawarkan kue-kue tersebut kepada pihak sekolah atau kantin. Namun, siswa dari sekolah tersebutlah yang menawarkannya. Siswa yang memasarkan kue-kue tersebut akan mendapat fee dari tiap penjualan yang ia lakukan. Keuntungan yang didapat oleh penyusun atau perusahaan adalah tim pemasaran akan menjadi tersebar dimana-mana. Di tiap 1 tempat, akan ada 1 orang pemasaran, sehingga pemasaran pun akan menjadi luas dan tersebar.


Twitter          : @BeauDeLaCakes
Instagram     : @BeauDeLaCakes
Fb                 : Beau de’ La cakes
                           Alamat          : Jl. H.Tinggi, Sukatani, Tapos, 
                                                   Kota Depok, Jawa Barat 16454, 
                                                   Indonesia

Perpajakan pada Transaksi e-Commerce

   Dalam SE-62/PJ/2013 membagi kegiatan e-Commerce dalam empat kegiatan besar, yaitu Online Marketplace, Classified Ads, Daily Deals dan Online Retail.
a. Online Marketplace adalah kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa Toko Internet di Mal Internet sebagai tempat online Marketplace Merchant menjual barang atau jasa. Pihak-pihak yang terkait adalah penyelenggara, merchant dan pembeli.
b.   Classified Ads adalah kegiatan menyediakan tempat dan atau waktu untuk memajang content barang dan atau jasa bagi Pengiklan untuk memasang iklan yang ditujukan kepada Pengguna Iklan melalui situs yang disediakan oleh Penyelenggara Classified Ads. Pihak-pihak yang terkait adalah penyelenggara, pengiklan dan pengguna iklan.
c. Daily Deals adalah kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa situs Daily Deals sebagai tempat Daily Deals Merchant menjual barang atau jasa kepada pembeli dengan menggunakan voucher sebagai sarana pembayaran. Pihak-pihak yang terkait adalah penyelenggara, merchant dan pembeli.
d.   Online Retail adalah kegiatan menjual barang dan atau jasa yang dilakukan oleh penyelenggara Online Retail kepada pembeli di situs Online Retail. Pihak-pihak yang terkait adalah penyelenggara yang sekaligus berperan sebagai merchant dan pihak lainnya adalah pembeli.
Sesuai dengan SE-62 telah mempertegas bahwa tidak ada pajak baru dalam transaksi e-commerce. Sehingga tidak ada perbedaan dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan antara transaksi e-commerce ataupun konvensional. Oleh karena itu bagi penjual atau pembeli dapat dikenakan pajak sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang sudah ada.
a. Online marketplace muncul potensi perpajakannya ketika ada jasa pembuatan tempat kegiatan usaha, contohnya adalah web design. Pembuatan web design ini merupakan jasa kena pajak yaitu pasal 23 untuk dalam negeri dan pasal 26 untuk luar negeri, juga terkena PPN.
b.  Classified Ads muncul potensi perpajakannya ketika ada jasa pembuatan tempat kegiatan usaha, contohnya adalah web advertising. Pembuatan web advertising ini merupakan jasa kena pajak yaitu pasal 23 untuk dalam negeri dan pasal 26 untuk luar negeri, juga terkena PPN.
c.  Online Retail muncul potensi perpajakannya ketika terjadi transaksi jual beli barang atau jasa contohnya di toko online Lazada dan Blibli. Transaksi jual beli ini terkena PPN dan PPH pasal 21 untuk penjual dalam negeri dan pasal 26 untuk penjual luar negeri.

Peran Penting Budaya dalam Pemasaran Global

   Peran penting budaya dalam pemasaran global yaitu, sebagai jati diri dalam berinteraksi dengan masyarakat internasional. Budaya juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik produk yang dihasilkan. Hal ini berpengaruh pada perilaku konsumen yang kemudian diolah menjadi informasi bagi perusahaan. Pemasaran global berarti berhubungan dengan mitra, pesaing dan konsumen yang memiliki budaya yang berbeda. Oleh karena itu perusahaan harus bersiap menghadapinya dan mampu beradaptasi dengan tidak meninggalkan jati dirinya.


Dalam masyarakat global, masih terdapat anggapan dari kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul atau yang biasa kita sebut etnosentrisme. Etnosentrisme memiliki dampak positif dan negative di tengah masyarakat yang multikulturalisme. Cara mengatasi etnosentrisme dalam multikulturalisme pemasaran global adalah dengan mendalami atau ‘mengalami’ budaya orang lain. Karena kita akan menjadikan masyarakat global sebagai pangsa pasar yang harus dimaksimalkan potensi pasarnya. Dengan tidak merendahkan budaya orang lain, melainkan mematuhi adat istiadat tempat di mana yang akan dituju sebagai pangsa pasar. Sehingga jati diri masing-masing kelompok tidak hilang dan juga tetap dapat menjaga pergaulan masyarakat global.

Sumber dan referensi:

Bauran pemasaran dan bauran promosi

     Perbedaan bauran pemasaran dan bauran promosi

Menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P yang di dalam terdapat bauran promosi yaitu, Product, Price, Promotion dan Place. Sehingga bauran promosi merupakan bagian bauran pemasaran.
Bauran promosi sendiri meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
Kotler dalam Alexander Sindoro (2000) mengemukakan berbagai faktor dalam menentukan bauran promosi, yaitu:
a.       Tipe Produk/Pasar.
                                            i.            Perusahaan barang konsumen
Biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusun promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian hubungan masyarakat.
                                          ii.            Perusahaan barang Industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.
b.      Strategi dorong atau tarik.
                                            i.            Strategi dorong (Push Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan promosi perdagangan untuk "mendorong" produk lewat saluran distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar kepada pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.
                                          ii.            Strategi tarik (Pull Strategy).
Merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Apabila strategi tarik berhasil konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen.
c.       Kesiapan Pembeli.
Pengaruh dari alat promosi itu bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Iklan dan hubungan masyarakat, memegang peran utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan.
d.      Daur hidup Produk.
         Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk menghasilkan kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk tnempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar pedagang man menjual produk tersebut.
     Tahap pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut kemulut.
       Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan perorangan semua bertambah penting, secara berurutan.
          Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan publisitas dikurangi, dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian minimal pada produk itu.

Penentuan anggaran promosi, idealnya anggaran promosi ditentukan dengan cara menghitung marginal revenue yang diperoleh dari tambahan setiap unit uang yang dikeluarkan dalam bauran promosi. Selama marginal revenue yang diperoleh lebih besar dari marginal cost untuk promosi, maka penambahan dana promosi masih dapat dibenarkan. Masalah utama dalam penerapan metode ini adalah pada penentuan marginal revenue itu sendiri. Perusahaan sangat jarang atau bahkan sulit mengetahui berapa banyak revenue yang diperoleh dari setiap tambahan dana yang dikeluarkan untuk promosi. Oleh karena keterbatasan pada metode optimal ini maka perusahaan menggunakan alternatif lain yaitu.

·         Objective-task method
Penggunaan metode ini memerlukan serangkaian langkah yaitu : penentuan tujuan promosi, menentukan strategi atau bahkan gugus tugas yang di butuhkan untuk mencapai tujuan itu, dan menentukan jumlah pengeluarlan yang di butuhkan dalam implementasi strategi. Untuk melakukan justifikasi atas anggaran yang di tetapkan, manajer pemasaran harus menggunakan asumsi tertentu yang mampu menjelaskan tentang tujuan dan mengapa hal itu di lakukan.

·         Metode Presentase Penjualan
Satu cara yang dapat di tempuh dalam mengestimasi besarnya anggaran promosi adalah dengan menentukan presentase tertentu penjualan periode yang lalu atau perkiraan penjualan tahun yang datang. Metode presentase penjualan ini banyak di pergunakan karena beberapa alasan. Pertama, adalah sederhana dan mudah untuk di lakukan. Kedua, pengeluaran promosi akan bervariasi di antara berbagai merk produk. Ketiga, dengan menggunakan metode ini maka pengeluaran untuk promosi dapat di perkirakan sebelumnya.

Namun demikian, beberapa kelemahan mendasar yang melekat dalam metode presentase penjualan sebagai dasar penetapan anggaran promosi adalah :

a.       Sangat tidak logis mengkaitkan secara langsung prakiraan pengeluaran dengan data masa lalu. Ini berarti bahwa penjualan menentukan bauran promosi, demikian pula sebaliknya. Dengan kata lain, apabila penjualan masa lalu adalah nol maka perusahaan tudak perlu mengaggarkan sejumlah dana untuk promosi
b.      Penjualan tidak secara langsung menncerminkan profitabilitas. Produk dengan marjin keuntungan kecil kadangkala menghasilkan volume penjualan tinggi.
c.       Kalau anggaran di tetapkan berdasarkan prakiraan penjualan, ada kecendrungan manajer pemasaran menaikan angka prakiraan penjualan untuk menjamin bahwa tersediaanya dana promosi produk.

·         Competitive parity
Bentuk pendekatan lain yang dapat juga di pergunakan untuk menetapkan anggaran promosi adalah dengan mengimbangi anggarn pesaing. Metode ini di lakukan dengan cara menentukan anggaran promosi dari presentase penjualan dua atau tiga perusahaan pesaing. Walaupun cara seperti itu menunjukan pemikiran dalam menghadapi pesaing, tetapi tidak ada jaminan bahwa perusahaan akan memperoleh gambaran yang akurat tentang pesaing. Sangat mungki terjadi, dengan mengunakan presentase penjualan industri, perusahaan akan menggunakan kesalahan para pesaing sebagai dasar penentuan anggaran promosi perusahaan.

·         Metode arbitary
Banyak perusahaan tidak menggunakan proses perencanaan formal dalam menentukan besarnya anggaran promosi. Anggapan yang di anut adalah bahwa tidak ada kaitannya antara volume besarnya dana untuk promosi. Oleh karena itu, dasar yang di pergunakan untuk menentukan anggarn proosi adalah pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana. Kelemahan cara macam ini adalah bahwa perusahaan tidak bisa mengkaitkan promosi dengan penjualan, yang berarti sulit untuk menilai kinerja bagian penjualan. Ketetapan justifikasi yang di lakukan manajer akan sangat menentukan keberhasilan promosi.

Sumber dan referensi:

http://rizfile.blogspot.co.id/2009/07/bauran-pemasaran-bauran-promosi.html
http://sabowo20.blogspot.co.id/2010/11/menentukan-anggaran-dan-bauran-promosi.html

Hambatan Dalam Persaingan Global dan Kesiapan Indonesia

     Hambatan atau risiko dalam persaingan global (contoh MEA)
a.    Competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
b.   Exploitation risk, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
c.     Risiko ketenagakerjaan, dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).
Keunggulan Indonesia yaitu, skala ekonomi dalam negeri yang besar, sumber daya manusia dan alam yang banyak.
Kelemahan Indonesia yaitu situasi politik yang tak menentu, korupsi, daya saing produk yang selama ini homogenitas komoditas yang dijual tidak diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan budaya masyarakat yang harus diperintah dan “ramah”.


Saat ini pemerintah sudah cukup konsisten dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi MEA dengan meningkatkan kualitas SDM lewat paket kebijakan ekonomi maupun bidang lainnya seperti pendidikan dan hokum. Pemerintah juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk menunjang itu semua.

Sumber dan referensi: 

Saluran Distribusi dan Strategi Distribusi Iintensif, Ekslusif, Selektif

Pengertian Saluran Distribusi

Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.

Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.

Teknik strategi distribusi

Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.
Kelebihan: Memberikan akses yang mudah dan cepat untuk memenuhi permintaan dan konsumsi yang tinggi bagi pelanggan.
Kerugian: Banyak toko tidak akan menerima beberapa produk jika konsumen tidak suka memberi produk tersebut ditempat itu.

Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
Kelebihan: Distribusi yang berfokus pada toko pengecer yang memeliki permintaan akan produk tersebut dan atau dimana karyawannya memiliki pengalaman menjual produk tersebut.
Kekurangan: Karena distribusinya selektif produk tersebut tidak mudah diakses.

Strategi Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.
Kelebihan: Produk tersebut dianggap prestisius, produsen juga menjamin bahwa toko pengecer dimana produk didistribusikan akan mampu melayani produk dengan layak.
Kekurangan: Akses produk kepada pelanggan terbatas.

Sumber dan referensi: